Kolaborasi dari Hati Antara Profesi dan Hobi dengan Acer Switchable Me

_20161129_131602-01.jpeg

Aku memandang ke luar jendela kelas. Sore itu langit masih cerah meskipun nun di ufuk barat mendung semburat kelabu mulai tampak berat bergelayut. Semoga hujan urung menjejak di sini sore hingga petang ini, doaku. Ya … setidaknya hingga malam nanti ketika aku sudah bersemayam di rumah bersama orang-orang terkasih. Aku memejamkan mata, enggan membayangkan kemacetan yang membungkus sepanjang Bintaro di hari hujan selepas jam kerja. Hhh … tetap saja secuil pemikiran tentang kemacetan itu berhasil lolos dan menari-nari di pelupuk mataku.

Pintu kelas terbuka.

Dua wajah ceria milik Chaska dan Bianca, kedua muridku, seketika menghiasi kelas. Energiku pun mengalir untuk mengawali kelas bersama mereka.

“Good afternoon, class,” sapaku sambil menyunggingkan senyum terbaik.

“Good afternoon, Miss Frida,” jawab keduanya penuh suka cita.

Saat-saat bersama murid-muridku adalah salah satu momen terbaikku. Aku menikmati kebersamaan dalam setiap interaksi dengan mereka. Seringkali terjadi kedekatan emosional memang. Aku menyadari bahwa profesi yang bertahun-tahun kugeluti ini memang harus dijalani dengan hati agar tercipta chemistry. Chemistry indah yang terbentuk dari keikhlasanku menyayangi mereka seperti layaknya anak sendiri. Mereka pun tahu bahwa aku menyayangi mereka. Bahkan beberapa dari mereka kerap tanpa sengaja menyapaku dengan kata “mom” saat kelas berlangsung saking nyamannya mereka meluangkan waktu bersamaku untuk belajar membaca. Keuntungan mengajar small group memang seperti ini. Aku jadi paham kebutuhan mereka dan ikatan emosional terjalin dengan baik. Lagipula belajar membaca adalah hal yang sangat personal yang nyaris mustahil dilakukan di kelas yang big group. Apalagi aku tipe pengajar yang lumayan perfeksionis dan cukup strict terhadap pelafalan. Tak ada satu kata yang lolos meluncur dari mulut mereka tanpa pelafalan yang tepat. Belajar membaca dengan sistem fonetik membiasakan mereka melakukan pelafalan yang sempurna. Di saat mereka mampu mendemonstrasikannya sesuai ekspektasi, di saat itulah jerih payahku terbayar. Namun untuk memiliki kemampuan membaca yang sempurna memang memerlukan waktu. Tak ada yang instan dalam hal ini. Dan akupun bahagia mendedikasikan waktuku menemani mereka membuka jendela dunia, membentangkan cakrawala dan mengenal literasi dengan cara yang menyenangkan.

Aku membuka notebook Acer Aspire One-ku, menyiapkan materi grammar untuk murid-muridku. Untuk mereka yang sudah lancar membaca dan mengenal grammar terutama tentang jenis kata, salah satu exercise andalan yang disukai anak-anak adalah grammar ninja, sebuah aplikasi tentang soal-soal Bahasa Inggris yang dikemas menarik. Aku dulu mendapatkan grammar ninja ini dari salah satu kolega pengajar di salah satu sekolah bergengsi di Bogor, tempatku mengajar sebelumnya. Oh, thanks to you, dear friend. This grammar ninja is so useful!

_20161126_174747
Acer menemaniku belajar bersama di kelas

Acer Aspire One yang setia menemaniku sejak Mei 2010 ini memudahkan pekerjaanku. Bukan hanya menampung edugames, Encarta maupun Cambridge dictionary tetapi juga menyimpan teaching files & reports, lesson plans, termasuk dokumentasi foto anak-anak selama belajar dan bersuka cita bersama. Hanya notebook ini tempatku mencurahkan aktifitas profesiku yang tiada henti kugeluti dengan hati.

Memiliki notebook pribadi membuatku menyambung kembali aktifitas yang sangat kusukai sejak lama … menulis. Dengan menulis, aku dapat menjelajah berbagai belahan dunia: dunia kesehatan, dunia pendidikan, dunia anak, dunia kuliner, dunia parenting, dunia imaginasi kata dan lain-lain. Dengan menulis, aku leluasa mengungkapkan opini dari lubuk hati. Dengan menulis, aku menemukan kepuasan batin dan kebahagiaan berbagi. Dengan menulis, aku melompat lebih tinggi dan meninggalkan sangkar emas yang terkadang membelenggu. Dengan menulis, aku membebaskan diriku sendiri. Dengan menulis, aku menemukan diriku secara utuh. Bukan hanya di bidang mengajar, di bidang menulis pun aku lakukan dari hati.

Aku bercita-cita kelak tulisan-tulisanku dapat didokumentasikan dengan utuh dan menjadi manfaat bagi sesama. Sehingga langkah awal yang harus aku lakukan sekarang adalah tetap konsisten menulis. Di sisi lain, sering kali konsistensi adalah hal mahal yang “susah” diraih mengingat keberadaanku juga memainkan berbagai peran yang harus kujalani. Peran sebagai istri, ibu, pengajar, teman, dll. tentunya menyita waktu di hari-hariku. Lalu kapan aku bisa meluangkan waktu untuk hobi menulisku?

I have to do something!

Aku paham bahwa hobi akan berkembang dan bermanfaat bila disalurkan di komunitas yang memiliki hobi yang sama. Beruntung aku akhirnya bergabung dengan Fun Blogging, sebuah komunitas blogging yang pastinya akan selalu punya cara untuk “memaksaku” menulis. Mulai dari ODOP (One Day One Post) Challenge, reportase, workshop/gathering hingga blogging competition seperti ini. Untuk reportase tentunya harus menghadiri undangan dahulu. Demikian pula dengan workshop/gathering bahkan nobar (nonton bareng). Setelah menghadiri acara tersebut pastinya liputan tertulis dalam blog harus segera dipublikasikan.

Saking nyamannya dengan Fun Blogging Community ini, aku merasa seperti memiliki rumah kedua. Ada banyak hal yang bisa kupelajari dan kubagi bersama. Just take and give. We share anything useful for others.

Masih kupandangi layar Acer Aspire One berukuran 10 inch ini. Jari-jari tanganku masih menghentak mengukirkan kata-kata yang berdesak-desakan ingin keluar dari kepalaku. Kata-kata yang berlomba-lomba ingin segera kutuangkan dalam sebuah kisah. Aku tersenyum mengenang keberadaan notebook yang setia selama enam tahun ini bersamaku. Hmm … begitu cepat waktu berlalu. Begitu banyak kemudahan yang diberikan Acer Aspire One ini kepadaku. Notebook pertama yang mampu kutebus dari jerih payah mengajarku. Notebook yang membuatku percaya bahwa Acer adalah nama jaminan untuk kualitas unggul. Tingginya frekuensiku berinteraksi dengan notebook ini akhirnya membawaku ke saat-saat mendebarkan juga. Pernah suatu ketika layar notebook-ku mati total. Bahkan ketika di-charge pun baterenya tidak menunjukkan denyut reaksi. Aku terkesiap. Mungkin ini akibat aku lalai merawatnya dengan baik. Aku berusaha untuk tidak histeris namun rasa panik pelan-pelan mulai merambat. Kamu pernah mengalami hal seperti ini? Iya, kamu. Pernah?

Bila iya, coba ikuti langkah-langkah berikut ini saat menghadapi hal di atas. Saatnya tarik napas. Satu … dua … tiga.

Apa yang harus dilakukan saat notebook mati total?

  1. Tenang

Sikap tenang ini diperlukan dalam kondisi apapun. Usahakan kepala tetap dingin. Kepanikan hanya memperparah keadaan. Justru rasa panik itulah yang berbahaya, bahkan bisa jadi lebih berbahaya daripada kasus yang sedang dihadapi. So relax, guys.

  1. Unplug it

Bila kondisi notebook sedang di-charge, segera cabut colokannya. Tunggu hingga body notebook terasa dingin.

  1. Lepaskan batere

Perlahan lepaskan batere notebook.

  1. Bungkus batere dengan plastik

Pastikan batere terbungkus rapat dengan plastik. Jangan sampai plastiknya berlubang.

  1. Masukkan batere ke dalam freezer

Tunggu hingga setidaknya tiga jam.

  1. Ambil batere dari freezer

Keringkan batere dari embun dingin lalu pasangkan kembali pada notebook.

  1. Baca basmalah sebelum menyalakan notebook dan …

Tadaaaa … notebook hidup kembali. Hore!!! 😄😄

Langkah-langkah di atas itu kulakukan ketika notebook-ku mati total dan berhasil hidup lagi. Bisa jadi hasilnya akan berbeda bila kamu terapkan. Tak ada salahnya mencoba, ‘kan? Aku hanya berbagi tip yang sekiranya berguna buat kamu. Tapi bila notebook kamu tak kunjung hidup setelah ulang kali kamu lakukan langkah-langkah di atas, berarti hanya ada dua opsi tersisa buatmu. Dan kamu harus ikhlas memilihnya.

Opsi tersebut adalah:

  1. Beli batere baru agar kamu bisa tetap pakai notebook (Eh, bisa jadi justru kamu malah harus beli charger baru, lho, kalau baterenya enggak ngisi-ngisi saat di-charge.)
  2. Lupakan notebook lama kamu dan belilah notebook yang baru.

Bicara soal notebook baru, aku jadi lumayan kepo dengan produk Acer lagi. Bayangkan! Acer Aspire One saja masih bandel dan bertahan hingga kini apalagi produk barunya. Tentunya kemajuan zaman dan inovasi teknologi mampu menelurkan produk yang lebih berkualitas. Aku percaya itu.

Aku menghela napas panjang. Tanpa bermaksud “mengkhianati” kesetiaan Acer Aspire One, akhirnya aku terdampar di website Acer dan menemukan ini:

SWITCH ALPHA 12:

NOTEBOOK HYBRID INTEL CORE PERTAMA TANPA KIPAS

Tampilan fisiknya mampu menyihir perhatianku.

acer-switch-alpha-12

K e r e n …

Berikut beberapa keunggulan notebook hybrid kece ini:

  1. Liquidloop

Switch Alpha 12 ini inovasi terbaru Acer, notebook hybrid 2-in-1 pertama yang menggunakan sistem pendingin tanpa kipas. Wah, ajaib ya. Notebook 2-in-1 ini menggunakan teknologi terbaru, LiquidLoop, yaitu sistem yang mengandalkan pipa berisi cairan pendingin yang mampu menstabilkan suhu prosesor Intel Core i Series secara optimal, tanpa kipas (fanless) sehingga bebas suara bising.

  1. Tahan lama

Karena tanpa kipas maka notebook ini pun tak memiliki ventilasi. Keuntungannya: notebook menjadi bebas debu karena tidak ada sirkulasi udara yang keluar masuk. Debu adalah salah satu musuh utama notebook karena dapat menyebabkan energi tidak berjalan efisien sehingga dapat mengakibatkan sistem menjadi overheating dan merusak motherboard. Tentunya Switch Alpha 12 ini akan memiliki usia lebih lama karena terbebas dari masalah debu.

  1. Ringan dan ramping

Hanya 1,25 kg! Pastinya hal ini memudahkan mobilitas pada pekerjaan maupun hobi kita. Mudah dibawa ke mana-mana tanpa menanggung rasa pegal. Badan jadi sehat dan aktifitas berjalan semakin lancar tentunya.

backlit-acer

  1. Kickstand

Kickstand yang bisa dimiringkan hingga 165 derajat ini akan memberikan kenyamanan saat mengoperasikan notebook ini. Selain itu, notebook ini juga telah dilengkapi dengan keyboard docking (yang juga berfungsi sebagai screen protection) yang terkoneksi melalui engsel magnetik. Sehingga mudah untuk dikonversikan menjadi notebook atau tablet dengan mudah. Tambahan lagi, docking keyboard-nya telah dilengkapi dengan backlit yang memudahkan mengetik maupun menggambar di tempat gelap sekalipun.

port-usb-acer

  1. Port USB Type-C

USB ini memiliki port bolak-balik yang praktis dan tidak ribet, tentunya. Kita bisa menikmati transfer data yang lebih cepat hingga mencapai 5 Gbps alias 10 kali lipat lebih kencang dibanding USB 2.0. selain itu, port USB type-C ini bisa difungsikan sebagai output video.

  1. Display resolusi tinggi

Display 12 inch ini mengusung resolusi QHD (2160 x 1440 pixel) yang juga dilengkapi dengan teknologi IPS. Gambar tajam dan warna sempurna hadir di berbagai sudut. Area pandang yang luas ini cocok dipakai untuk bekerja dengan spreadsheet.

  1. Blue Light Shield

Fitur ini mampu melindungi mata kita dari emisi cahaya biru dari layar notebook yang mana cahaya inilah yang kerap menyebabkan mata lelah dan kering. Mau berlama-lama di depan layar? Bukan masalah lagi!

stylus-pen-acer

  1. Stylus pen

Stylus pen ini memiliki sensitifitas hingga 256 tingkat tekanan. Menulis digital lebih mudah dan rapi dilakukan di layar Switch Alpha 12 ini. Terutama saat menggunakan fitur Windows Inks, pen ini mampu mengatur ketebalan maupun ketipisan garis sehingga sketsa digital akan tampil lebih akurat dan presisi. Sangat membantu kreatifitas kita, bukan?

***

Untuk beberapa saat lamanya aku hanya bisa terpukau dan berdecak kagum setelah mengetahui keunggulan Switch Alpha 12, notebook 2-in-1 andalan dan inovasi terbaru dari Acer. Memang benar prediksiku, Acer tentu melakukan inovasi tiada henti dalam mempersembahkan gadget terkini bagi pecinta teknologi. Dan Switch Alpha 12 ini menjadi jawaban akan kebutuhan siapapun yang memiliki mobilitas tinggi dalam menjalani profesi dan menekuni hobi.

Switch Alpha 12 ini membuatku jatuh hati. Bukan hanya karena penampilannya yang ringan, ramping dan 2-in-1 (bisa dikonversi menjadi notebook maupun tablet sesuka hati. It’s so switchable me!) juga karena keunggulan-keunggulan di atas yang diusungnya. Aku membayangkan Switch Alpha 12 ini dalam dekapanku, menemaniku belajar bersama murid-muridku di kelas dan juga menemaniku melakukan hobi blogging-ku. Acer Switch Alpha 12 pastinya mampu mewujudkan kolaborasi dari hati antara profesi dan hobiku. Ah, hari-hariku pasti berjalan lebih indah dan menyenangkan.

Malam itu aku termenung melayangkan pandangan ke luar jendela kamar. Hujan akhirnya mengguyur tepat ketika aku selesai mengantar tidur buah hatiku. Dingin. Mungkin sedingin Switch Alpha 12 yang fanless saat diletakkan di pangkuan. Motherboard-nya tak akan overheating berkat kecanggihan liquidloop. Bayangan Acer Switch Alpha 12 masih tercetak manis di benakku. Aku tersenyum. Mungkin sebentar lagi notebook 2-in-1 impianku itu akan datang kepadaku. Mungkin notebook 2-in-1 itu menjadi kado buatku di peringatan Hari Guru Nasional yang baru saja dirayakan pada 25 November kemarin.

Aku masih tersenyum.

*kode* 😁

unknown-2

Lots of Love,

Frida Herlina

Referensi dan beberapa image pendukung dari: www.acerid.com


43 thoughts on “Kolaborasi dari Hati Antara Profesi dan Hobi dengan Acer Switchable Me

  1. Haii Miss Frida, anhkat akuh jadi muridmu, aku masih cas cis cus.
    Wow ada yang baru dari Acer ya, aku juga pake produk ini udah 3 tahun terakhir.

    Semoga leptopnya masuk ke pelukanmu Mbaa, ntar aku coba2 ya, nebeng onlen

    1. Yuk, teh Nchie, masuk kelas. 😁

      Banyak orang pake produk acer, ya. Akupun bukan hanya laptop, ponsel juga acer lho.

      Aamiin.
      Moga2 acer switch alpha 12 segera mendarat di pelukanku ya teh. Kita bisa online bareng deh.

  2. Mbak penjelasannya mudah dimengerti. Gak nyangka Acer bisa sekeren ini, huwow. Laptopku dari dulu Acer terus, jadi pengen punya yang ini. Enak kayaknya, praktis, gak berisik lagi karena gak pakai kipas.

    1. Acer semakin ke sini semakin keren lah, mbak Meriska. (Seperti dirimuuuu … #eaaa …) ^^
      Terbukti produk acer awet dan banyak yg pakai sejak dulu, kan?
      Banyak testimonial di kolom komentar ini.

  3. Mendinginkan batre di freezer? Bisa ya? Kayaknya butuh ekstra hati-hati ya…kalau nggak malah tambah rusak hehehe
    Beberapa hari ini, liat ulasan tentang Acer jadi pengen punya. Bentuknya yang tipis dan ringan, jadi gampang dibawa-bawa ya…

    1. *high five*

      Tuh, kan? Banyak lho yg punya acer aspire one. Laptop sejuta umat ini mah. ^^

      Tahun 2010 masih nyusun skripsi yak? Wah, berarti aku lebih #usiacantik nih dibanding mbak Ratna.
      Semangat!

Leave a reply to Frida Herlina Cancel reply